Mencari kehalalan dalam Berbuat

Selasa, 25 Maret 2014

makalah istilah dan akronim

Tugas Terstruktur                                                                            Dosen Pembimbing
BAHASA INDONESIA                                                                   ASNAWI, S.Pd., M.Pd.


“Konsep Definisi, Peristilahan, Singkatan Dan Akronim”









Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Ø  SUTRISNO
      NIM 11344103564
Ø  TITIN  NUR HAYATI
      NIM 113441


JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1435 H / 2013 M


KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah mencurahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga serta sahabatnya. Dan semoga kita termasuk kedalam golongan umatnya yang mendapat syafaat darinya di hari kiamat kelak. Amin ya robbal aalamin....
            Kami sebagai penulis makalah merasa sangat senang karena bisa menyusun makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dan semoga makalah ini bermanfaat, bukan hanya bagi para mahasiswa atau pelajar, namun juga bagi seluruh yang secara umum membaca makalah ini.
            Terimah kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak dan dosen pembimbing yang telah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga semua kebaikan yang kita lakukan diberikan balasan oleh Allah SWT. Dan kami juga mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca sekalian, karena makalah ini masih banyak kekurangan dan perlu untuk disempurnakan kembali dimasa yang akan datang.
            Akhirnya kami berharap makalah ini menjadi kontribusi positif yang tak ada hentinya. Tak henti untuk terus dikoreksi, tak henti untuk melahirkan  berbagai inovasi, dan tak henti untuk memberikan inspirasi kepada orang lain agar dapat memberikan kontribusi yang baik dari kami. Semoga.
                                                                       
                                                                        PEKANBARU, 07 OKTOBER 2013

                                                                                                PENULIS





i ﴿
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR .........................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.  Latar Belakang ...................................................................1
2.  Rumusan Masalah ..............................................................1
BAB II
PEMBAHASAN
1.    Pengertian Definisi ............................................................2
2.    Konsep Peristilahan ...........................................................4
3.    Singkatan ...........................................................................5
4.    Akronim .............................................................................6
5.    Uraian Masalah ..................................................................7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN ..................................................................................10
SARAN  .............................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................11










ii  


BAB I
PENDAHULUAN
A.           latar belakang
Pada dasarnya bahasa memilki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang yakni, sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasai social dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat melakukan control social.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan teknologi. Didalam era globalisasi itu, bangsa indonesia mau tidak mau harus ikut adil di dalam persaingan bebas, baik dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi, maupun komunikasi. konsep-konsep dan  istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.
Dengan demikian, perlunya kita tahu tentang sifat-sifat dan aspek-aspek bahasa Indonesia yang sebenarnya, agar kita tidak hanya bisa menggunakan tapi jugak bisa mengetahui hakikat bahasa indonisia, sehingga kita bisa memilah dan milih adanya bahasa yang baru.
Apalagi dijaman globalisasi ini banyak sekali masyarakat Indonesia khususnya para generasi muda yang sudah tidak mengunakan bahasa Indonesia yang asli, tidak bisa di kontrol dan tidak ada kontrol sama sekali. Yang dimaksud disini adalah seperti mencampur adukan bahasa Indonesia dangan bahasa inggris agar  terlihat keren, mengunakan bahasa gaul yang kadang terdengar tidak sopan. Padahal bahasa Indonesia itu adalah identitas diri kita sebagai bangsa Indonesia.


B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang makalah diatas, maka rumusan masalah makalah ini adalah: “ bagaimanakah hakikat definisi bahasa indonesia itu yang sebenarnya ?”







BAB II
PEMBAHASAN

1.     Pengertian definisi
            Definisi adalah suatu pernyataan mengenai ciri-ciri penting suatu hal, dan biasanya lebih kompleks dari arti, makna, atau pengertian suatu hal. Ada berbagai jenis definisi, salah satunya yang umum adalah definisi perkataan dalam kamus (lexical definition).
            Dari keterangan lain Definisi adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Genera kita sebut untuk mendekatkan pikiran kita, karena dengan genera suatu barang atau benda akan mudah dikenal, termasuk kelompok apa, dan dengan menyebutkan differentia kita akan sampai pada pengertian kata yang kita definisikan. Dengan menggunakan contoh diatas, maka dapat kita lihat bahwa Ayah merupakan definiendum sedangkan orang tua laki-laki adalah definiens, yang bisa kita bedakan menjadi orang tua sebagai genera dan laki-laki sebagai differentia.
            Pengertian lain dari definisi adalah, suatu pernyataan yang memberikan arti pada sebuah kata atau frase. Definisi adalah sebuah penjelasan tentang arti sebuah kata. Penjelasan harus membuat jelas definisi yang dimaksudkan dan definisi berhubungan dengan kata bukan benda.  Definisi adalah perumusan yang singkat, padat, jelas dan tepat yang menerangkan ‘apa sebenarrnya suatu hal itu’ sehingga dapat dengan jelas dimengerti dan dibedakan dari semua hal lain. Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa Definisi mempunyai tugas untuk menentukan batas suatu pengertian dengan tepat, jelas dan singkat. Maksudnya menentukan batas-batas pengertian tertentu sehingga jelas apa yang dimaksud, tidak kabur dan tidak dicampuradukkan dengan pengertian-pengertian lain, maka definisi yang baik harus memenuhi syarat, Merumuskan dengan jelas, lengkap dan singkat semua unsur pokok (isi) pengertian tertentu. Yaitu unsur-unsur yang perlu dan cukup untuk mengetahui apa sebenarnya barang itu (tidak lebih dan tidak kurang).Sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari semua barang yang lain.
Sesuatu yang akan didefinisikan, yang dikenal dengan istilah definiendum. Penjelasan yang menjelaskan sesuatu tersebut, yang dikenal dengan istilah definiens
Contoh: ayah = orang tua laki-laki
            Dalam setiap definisi  Terbagi lagi menjadi dua, yaitu : genera ( genus ). Dalam bahasa indonesia di kenal istilah jenis Differentia ( difference ). Dalam bahasa indonesia dikenal dengan istilah siat pembeda.          
            Jadi dalam mendefinisikan suatu kata adalah menganalisis jenis dan sifat pembeda yang dikandungnya. Arti definisi menurut kamus bahasa indonesia adalah kata, Frasa atau kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses , atau aktivitas. Dengan demikian definisi  bisa berupa gambaran singkat mengenai suatu hal yang membedakannya dengan benda yang lain.  Jika kita mencari arti definisi akan suatu hal, maka definisi tersebut haruslah bisa menjelaskan hal yang sedang di bahas. Oleh kerena itu, barang kali kita sering mendengar kata definisi sejarah, definisi ekonomi, definisi www, dan sebagainya. Biasanya arti definisi disini lebih panjang dari pada arti kata yang akan di definisikan.
            Arti definisi juga bisa  berupa batasan. Batasan yang dimaksud disini adalah batasan dari ruang lingkup benda atau hal yang sedang di bahas.  Jadi arti definisi juga harus membatasi dan  membedakannya dengan motor atau kendaraan yang lainnya.
            Arti defiisi juga bisa berupa rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembicaraan atau studi. Informasi ini menegaskan arti definisi yang kita bahas tadi. Dengan demikian arti definisi haruslah bisa menjelaskan akan hal yang diberi definisi. Sebuah arti definisi sebaiknya tidak menjadi definisi berputar atau definisi yang tidak dapat di pahami karena tidak ada yang diberi definisi. Karena bagaimanapun harapannya adalah audience bisa mengerti akan arti definisi.

2.    Konsep peristilahan
            Pengertian Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna, konsep proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Ada dua macam istilah: (1) istilah khusus dan (2) isiilah umum.
            Istilah khusus adalah kata yang pemakaiannya dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu, misalnya cakar ayam (bangunan), agregat (ekonomi); sedangkan istilah umum ialah kata yang menjadi unsur bahasa umum. misalnya: ambil alih, daya guna, kecerdasan, dan tepat guna merupakan istilah umum, sedangkan radiator, pedagogi, androgogi, panitera. sekering, dan atom merupakan istilah khusus. Istilah dalam bahasa Indonesia bersumber pada: kosa kata umum bahasa Indonesia, kosa kata bahasa serumpun. dan kosa kata bahasa asing.
            Proses pembentukan istilah dilakukan melalui pemadaman atau penerjemahan, misalnya: busway menjadi jalur bus; penyerapan kosa kata asing, misalnya camera menjadi kamera dan gabungan penerjemahan dan penyerapan, misalnya subdivision menjadi subbagian.
Istilah indonesia
Kata atau istilah dalam bahasa indonesia dapat dijadikan sumber istilah jika memenuhi salah satu atau lebih syarat-syarat bahwa istilah yang dipilih adalah kata atau frasa:

a)      paling tepat unruk mengungkapkan konsep yang dimaksudkan,
b)      paling singkat di antara pilihan yang tersedia,
c)      berkonotasi baik,
d)     sedap didengar, dan
e)      bentuknya seturut dengan kaidah bahasa Indonesia
Istilah Nusantara
Jika dalam bahasa Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat yang dapat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang dimaksudkan. Istilah dapat diambil dan stilah Nusantara, baik yang lazim maupun yang tidak lazim, asal memenuhi syarat, misalnya: Garuda Pancasila bineka tunggal ika, wayang, sawer, dan lain-lain
Istilah Asing
Istilah baru dapat dilakukan dengan pemadanan melalui penerjemahan atau penyerapan istilah asing. Penerjemahan perlu memperhatikan kesamaan dan kesepadanan makna konsepnya. misalnya: network — jaringan kerja, jejaring, medical treatment berarti pengobatan, brother-in -law berarti abang/adik ipar, (begroorirg) post berarti mata anggaran.
Penyerapan istilah asing di lakukan jika dalam istilah indonesia dan istilah nusantara tidak lagi dapat di temukan. Istilah asing di serap jika dapat :
(1) meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik.
(2) mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia,
(3) Iebih singkat dibandingkan dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia,
(4) mempermudah kesepakatan antar pakar jika istilah Indonesia terlampau banyak      sinonimnya, atau
(5) lebih tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.
Penyerapan istilah asing dapat dilakukan dengan:
(1) penyesuaian ejaan dan lafal. misalnya camera (kaemera) kamera (kamera),
(2) penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal design, misalnya (disain) desain (desain),
(3) tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan peyesuaian lafal, misalnya bias (baies) bias (bias),
(4) tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya stutus quo, in vitro,
(5) tanpa penyesuaian ejaan dan lafal, misalnya golf, internet.
3.                Singkatan
            Singkatan adalah bentuk kata yang diperpendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih banyak. Singktan atau akronim banyak jenisnya seperti nama tempat, gelar, titel, pangkat, bahkan singkatan nama orang pun ada.
1. Singkatan pada nama orang, gelar, jabatan, dan pangkat, harus diikuti dengan tanda titik, dan apabila menyingkat dua kata dipakai dua titik, contohnya:
Moh. Nasrudin (Mohammed Nasrudin)
Mawardi A.M (Mawardi Amirudin Mahmud)
Amd. Junaidi (Ahmad Junaidi)
S.H (sarjana hukum)
Yth (yangterhormat)
Sdr (saudara)

2. Singkatan nama resmi lembaga, dokumen atau persatuan dunia atau pemerintahan tidak dipakai tanda titik melainkan harus ditulis dengan huruf besar contoh:
WHO (world health organization)
IMB (izin membangun bangunan)
FBI (federation bureau of investigation)
KTP (kartu tanda penduduk
)
3. Singkatan umum yang biasa digunakan pada kalimat bahasa Indonesia contohnya:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
sda. (sama dengan di atas)

4. Singkata pada penggunaan lambang lambang kimia , takaran, mata uang, singkatan satuan ukur harus ditulis tanpa tanda titik, contoh:
km (kilometer)
mg (miligram)
Rp (rupiah)
4.                Akronim
Akronim adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar. Misal rudal untuk peluru kendali (KBBI Edisi Ketiga). Akronim adalah singkatan yang merupakan gabungan suatu huruf tetapi deretannya merupakan bentuk dari suatu kata.
1.  Akronim nama diri yang berasal dari gabungan beberapa huruf dan ditulis dengan hu
ruf kapital
Suska ( Sultan syarif kasim )
2. Akronim nama diri yang terbentuk dari gabungan beberapa suku kata, dan pada awalnya ditulis dengan huruf kapital
Unsyiah (universitas syahkuala)
Telkomsel (telkom selular)
Bappenas (badan perencanaan pembangunan nasional)
3. Akronim yang berasal dari gabungan huruf tetapi bukan nama diri, dan seluruhnya diitulis dengan huruf kecil.
pilar (dinding tembok)
rudal (peluru kendali)

5.                Uraian masalah
Dalam hal ini perlu di ketahui bahwa materi yang kita angkat ini bukanlah suatu permasalahan yang hanya menitikberatkan terhadap depini-depinisi mengemnai perincian dari masing-masing uraian tema aspek dan sifat bahasa Indonesia secara keseluruhan. Akan tetapi, kami hanya bisa menguraikan perspektif dari uraian tema tersebut
Dan selanjutnya, bicara  tentang konsep hakikat manusia dan konsep-konsep ilmu pengetahuan lainya, maka perlu pula kita ketahui trentang konsep bahasa. dalam hal ini, bahasa berikhtisar kepada “bahasa adalah  rangkaian bunyi” sehingga ketika di konsepkan, bahwa bahasa adalah segala sesuatau yang dapat di bicarakan,yang termasuk di dalamnya, semua alat yang di gunakan untuk membicarakan itu semua.

Dari dasar tesebut akan kita ketahui, teori bahasa bisa didasarkan pada asumsi hakikatnya bahasa adalah:
  1. substansi
  2. bentuk
  3. substansi dan bemtuk
bahasa sebagai substansi bisa di anggap sebagai susunan yang dapat di lihat , di dengar, di rasakan dan di pikirkan.

Akan tetapi teori-teori bahasa modern tidak lagi menganggap “kata” sebagai benda; bahkan orang menganggap kata dan benda sebagai identik , isi subtansi atau hakikat. Itupun mereka melakukan penelitian yang mengutamakan materi secara khusus tentang apa yang dapat di lihat atau di dengar, maka dengan subtansi itu bahasa dapat di ungkapkan. Namun perlu jugak kita ketahui bahwa teori-teori pada pertengahan abad ke-20 menganggap bahasa bukan sebagai substansi akan tetapi sebagai bentuk. Bahasa tidak sama dengan pikiran dan benda tentang sesuatu yang kita bicarakan;, jugak tidak sama dengan bunyi dan gerakan  lidah yang digunakan untuk membicarakan atau mengungkapkan bunyi dan gerak-gerak tersebut. Bahasa dapat bisa berupa penamaan pikiran dan benda (isi- bentuk)  dan bisa juga berupa pengelompokan abstrak atau image bunyi dan bentuk (ekspresi-bentuk) atau formalisasi kedua-duanya tentang apa yang kita bicarakan dan bagaimana kita berbicara tentang hal itu (isi dan pengungkapan)      
Suatu teori bahasa dapat dilihat dari tiga sudut pandang yang berbeda ,yaitu:
  1. dari bunyi dan bentuknya
  2. cara kerjanya;dan
  3. perkembangannya.
            Bahasa sebagai bunyi dan bentuk, dapat dianggap sebagai sesuatu yang tergantung atau tidak tergantung pada apa yang kita pikirkan dan dilakukan mnanusia.
            Bahasa sebagai pikiran manusia adalah pandangan tradisional, misalnya pandangan berdasarkan teori brunot. Teori brunot menyatakan bahwa bahasa berhubungan erat dengan pikiran.
            Bahasa sebagai sesuatu yang independen dipandang sebagai struktur atau di pandang sebagai system komunikasi.
            Bahasa sebagai struktur antara lain berdasarkan tiori Sausure yang menganggap bahasa sebagai sebuah struktur nilai-nilai yang hubungan sistematikanya dapat diamati.       Teori-teori yang menganggap bahasa sebagai struktur ialah teori bahasa  menurut Sausure, Bloomfield dan Chomsky.
                        Bahasa sebagai alat komunikasi, walaupun  komunikasi itu sendiri bukan bahasa, tapi mengapa bahasa dapat disebut sebagai komunikasi?. Bahassa sebagai komunikasi berarti transmisi pesan-pessan.
            Bahasa sebagai aktivitas, menurut pandangan ini bahasa dianggap sebagai gerak fikiran atau aktivitas otak.

           
Bahasa sebagai aktivitas pikiran berbentuk
(1) gerak mental
(2) stimulus-respons

            Bahassa sebagai gerak mental didasarkan pada postulat bahwa operasi mental dalam penggunaan bahasa memerlukan waktu, adapun studi atau penilitian yang menganggap bahasa sebagai gerak mental disebut Psikomekanik. Psikomekanik adalah berusaha menjelaskan bagaimana bahasa sebagai system  institusional menjadi aturan pemakaian, dalam kegiatan individu berbicara dan menulis.
Bahasa sebagai stimulasi respons. Menganggap bahasa sebagai respons verbal atas
stimulus eksternal.
            Sedangkan pandangan stimulus-respons kontekstual mengajarkan, bahasa sebagai variasi konstan di dalam stimulus agar sesuai dengan variasi yang bersangkutan di dalam respons bahasa, yang memberi arah kepada siswa untuk mengabstraksikan pola-pola bahasa dengan melihat hubungan antar unsur situasi dengan unsur respons bersamaan dengan pengajaran bahasa. Teori yang berdasarkan stimulus-respons ini, misalnya teori kontekstual Ogden dan Richad, yang mengatakan bahwa pengalaman stimulus sampai kepada kita dalam bentuk konteks yang diulang-ulang.

            Bahasa bisa juga dianggap sebagai sesuatu yang setengahnya kongkret dan setengahnya lagi berupa aktivitas abstrak. Beberapa peneliti menganggap bahasa sebagai operasi pikiran dan sebagian lagi menganggap bahasa sebagai kegiatan otak.




































BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari bab pembahasan di atas, maka dapat di simpulkan bahwa substansi bahasa pada dasarnya sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasai social dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan  sebagai alat melakukan control social. Namun di dalam  bahasa sangat banyak konsep-konsep bahasa yang terdapat didalam bahasa tersebut. Contohnya definisi, peristilahan, singkatan dan akronim. Dan pada dasarnya hal tersebut sudah di jabarkan di dalam makalah ini. Bahasa adalah comunication yang sangat di perlukan di dalam  kehidupan sehari-hari, maka dari itu gunakan lah bahasa yang efektif dan seefesien mungkin.

 Saran
Karena dalam  makalah ini masih banyak kekurangan, kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran para pembaca yang  nantinya saran tersebut dapat membangun motivasi bagi penulis,dan  kami sebagai penulis ingin menyarankan kepada para pembaca agar senantiasa menjalankan segala perintah Allah dan meninggalkan segala yang dilarangnya. Supaya kita dapat hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak Semoga makalah  ini dapat bermanfaat bagi kita semua.aamiin...

















DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabati. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Alwi, Hasan (Ed). 1998. Tata Bahasa Baku  Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Aminuddin. 1989.pengantar apresiasi karya sastra. Bandung : sinar baru.
de porter. Bobbi, 1999. Quantum learning. Boston  : allyn and bacon
Nasucha, Yakub. dkk. 2002. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis
Ilmiah. Jakarta:
Media Perkasa.
Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta: Familia Pustaka
Keluarga.
Kridalaksana, Harimurti. 1978. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Ende: Nusa Indah.

﴿

Tidak ada komentar:

Posting Komentar